Kab. Sidoarjo (Humas) – Istilah Ecoprint mungkin masih jarang diketahui oleh masyarakat. Sesuai namanya, “Eco” berasal dari kata ekosistem yang berarti lingkungan hayati/alam dan “print” berarti cetak. Mencetak motif pada kain dengan cara menjiplak dedaunan kemudian merebusnya sehingga menghasilkan warna yang alami. Lebih dikenal dengan “Batik Ecoprint” karena mirip dengan pembuatan batik hanya saja tidak menggunakan alat canting.
Bertepatan dengan Peringatan Hari Ibu ke-93, Rabu pagi (22/12) Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kankemenag Sidoarjo menggelar Pelatihan Ecoprint yang sekaligus memperingati HUT DWP ke-22 dan Hari Amal Bhakti Kemenag RI ke-76.
Acara dibuka oleh Kepala Kankemenag Sidoarjo Amir Sholehuddin dan dihadiri oleh Kasubag TU Moh. Arwani, Ketua DWP Hj. Marlik Amir Sholehuddin, Wakil Ketua DWP Hj. Enis Faricha Moh. Arwani dan ketua panitia Fatimatuz Zahroh Ahmad Fathoni. Peserta sejumlah 60 orang dari unsur kantor induk, perwakilan satker madrasah negeri, KUA Kecamatan, Guru DPK, pengawas dan penyuluh yang dibagi menjadi 30 tim yang akan mempraktekkan pembuatan Ecoprint dan akan dipilih 6 karya terbaik. Salah satu tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan wawasan tentang pemanfaatan potensi lingkungan dan pengembangan skill bidang karya seni Ecoprint.
Marlik Amir Sholehuddin selaku ketua DWP Kankemenag Sidoarjo menuturkan bahwa kegiatan ini mengambil tema “membangun ketahanan perempuan Indonesia melalui kesehatan mental dan pemulihan bisnis UMKM” dengan pemateri dari tim Daun Efek. “Kegiatan ini sebagai sarana menimba ilmu dan pengetahuan yang nantinya diharapkan dapat diamalkan oleh peserta karena hal ini merupakan keterampilan seorang perempuan.” ujarnya.