Kab. Sidoarjo (MTsN 4) – Bertempat di Meeting Room Villa Nabila Pacet Mojokerto, tepat pukul 16.00 WIB Amir Sholehuddin selaku Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo ditengah kesibukannya dalam menjalankan tugas masih berkesempatan hadir dan membuka kegiatan Workshop guru yang diikuti oleh 12 anggota KKM MTsN 4 Sidoarjo secara resmi, Jum’at (28/1).
Dua belas anggota KKM MTsN 4 Sidoarjo tersebut terdiri atas MTsN 4 Sidoarjo, MTs Al Hikmah Tanggulangin, MTs As Syafiiyah Tanggulangin, MTs Islamiyah Tanggulangin, MTs Ma’arif Ketegan Tanggulangin, MTs Manbaul Hikam Tanggulangin, MTs Darul Ulum Tlasih, MTs Lana Sentul Tanggulangin, MTs Progresif Bumi Shalawat, MTs Ma’arif Ngaban Tanggulangin, MTs Salafiyah, dan MTs Darun Najah Tulangan.
Di depan Kepala Madrasah dan guru MTs KKM MTsN 4 Sidoarjo, orang nomor satu di Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo berkesempatan menyampaikan beberapa hal terkait Komponen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan atau yang kemudian disingkat dengan PKB. Menurutnya, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) tersebut merupakan upaya peningkatan dan pengembangan kompetensi profesional guru yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, yaitu kompetensi paedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Dalam rangka untuk pengembangan diri guru, maka KKM MTsN 4 Sidoarjo menyelenggarakan kegiatan Workshop Guru. Tiada maksud lain dari terselenggaranya kegiatan Workshop yang diagendakan sejak 28 hingga 29 Januari 2022 kecuali bertekad untuk menambah wawasan terkait bagaimana melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna sesuai dengan perkembangan zaman.
Seiring dengan maksud tersebut, maka dalam kesempatan ini juga Kepala Kantor menyampaikan firman Allah surat An-Nisa ayat 9 yang artinya “Dan hendaklah takut Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
“Pada intinya jangan sampai kita meninggalkan generasi penerus bangsa ini sebagai bangsa yang lemah. Lemah dalam akidah, ibadah, ilmu maupun ekonominya. Generasi masa depan harus mampu menguasai semua aspek kehidupan dengan ilmu dan akidah yang menjadi pondasi paling mendasar,” terangnya. (NSPA)