Sidoarjo (Humas) – Menyambut bulan suci Ramadhan dilaksanakan pemantauan hilal awal bulan Ramadhan 1445 H di dua titik pemantauan di Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik belum membuahkan hasil.
Pada Minggu (10/3), Tim Rukyatul Hilal Kantor Kementerian Agama Kab. Sidoarjo menggelar pemantauan hilal di Rumah Sakit Siti Hajar dan Bukit Condrodipo Gresik. Namun, cuaca mendung di ufuk barat telah menyulitkan tim dalam pemantauan hilal.

Hadir Kepala Kankemenag Sidoarjo, Moh. Arwani, Hakim PA Sidoarjo Abdul Rouf, Wakil Rais KH Abdul Aziz Munif, serta jajaran Syuriyah PCNU Sidoarjo, bersama dengan beberapa tim pemantauan hilal dari Lembaga Falakiyah PCNU dan LDII Sidoarjo, telah berupaya maksimal dalam melakukan rukyatul hilal.
Dalam keterangan yang disampaikan oleh tim LDII, matahari terbenam pada pukul 17.45 WIB dengan keadaan hilal miring ke utara. Namun, ketinggian hilal yang masih rendah, yaitu 0 derajat 25 menit, tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Malaysia, Singapura, dan Indonesia (MABIMS). MABIMS menetapkan bahwa ketinggian minimal hilal harus mencapai 3 derajat, sedangkan sudut elongasinya harus 6,4 derajat. Saat ini, sudut elongasi hilal hanya mencapai 2 derajat, sehingga masih belum memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Dengan kondisi yang demikian, dipastikan bahwa hilal belum dapat terlihat, menyatakan bahwa Bulan Sya’ban digenapkan 30 hari dan 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada Hari Selasa, 11 Maret 2024. Meskipun demikian, umat Muslim tetap diminta untuk menunggu pengumuman resmi dari sidang Isbat oleh Kementerian Agama RI.
Adanya perbedaan awal ramadhan tahun ini, Moh. Arwani mengimbau masyarakat untuk tetap mengedepankan sikap saling menghormati terhadap perbedaan awal puasa Ramadan 1445 H/2024 M. Selain itu, dialog para pihak juga patut dikedepankan untuk bisa memahami dan saling berbagi informasi terkait argumentasi masing-masing dalam mengawali ibadah puasa.
