Kab. Sidoarjo (MTsN 1) – Senin pagi cuaca cerah, langit dengan keramahannya begitu bersahabat ( 7/3/22). Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sidoarjo melaksanakan kegiatan workshop Ecoprint dihadiri 321 peserta Kelas VII. Semangat menambah wawasan baru membuat suasana workshop kondusif dan produktif. Seni budaya memberikan alternatif ilmu pengetahuan pada generasi “milenial” , generasi “Z “ yang saat ini mulai meninggalkan budaya batik. Batik Ecoprint dihadirkan memberi pengetahuan dan wajah baru di dunia Batik.
Tepat pukul 07.00 WIB kegiatan workshop ecoprint dibuka oleh Bapak kepala Madrasah Drs. Achmad Saifullah, M.Pd.I, motivasi positif dikemukakan beliau bahwa budaya batik wajib dilestarikan, generasi muda perlu untuk mengetahui ilmu membatik yang lebih praktis dan mudah dipahami. Alternatif batik ecoprint menjadi angin segar dunia tekstil, ramah lingkungan, memanfaatkan bahan- bahan yang ada disekitar membuat batik menjadi mudah untuk dikerjakan oleh siswa- siswi madrasah. Semoga kegiatan positif dapat memberikan pengetahuan, inovasi dan kreativitas seperti ini bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Workshop Ecoprint pertama kalinya dilaksanakan di MTsN 1 Sidoarjo, kegiatan workshop dipandu langsung oleh Ibu Unik, selaku CEO Daun Efek , dibantu oleh para karyawan dan Bapak – Ibu guru Seni Budaya. Kegiatan workshop berjalan dengan meriah dan lancar. Dalam pembukaan materi dikemukakan bahwa batik ecoprint memiliki respon baik di masyarakat luas terutama dalam instansi pemerintahan. Saat ini batik dengan bahan ramah lingkungan sedang dicari oleh banyak orang karena sifatnya tidak mengandung bahan kimia dan membahayakan.
Dipasaran batik Eco print dijual seharga Rp 350.000 – Rp 1.500.000,- meskipun harga tersebut lebih mahal jika dibandingkan dengan harga batik pada umumnya, Batik ini memiliki keunggulan yaitu batik ramah lingkungan dan motifnya yang kental dengan daun-daun asli, alami. Jenis daun yang digunakan adalah Jati, Tabebuya, Flamboyan pink dll.
Selain tidak menimbulkan limbah, bahan- bahan dari batik ecoprint bisa dimanfaatkan kembali atau didaur ulang menjadi kompos, Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sidoarjo sedang berproses menuju Madrasah Adiwiyata maka kegiatan workshop ini penting untuk dilakukan, guna mengajari anak- anak kreatif dan tetap ramah lingkungan. Kegiatan Workshop batik ecoprint diselaraskan dengan Madrasah berbasis Adiwiyata.
Perlu diketahui Batik ecoprint menggunakan bahan jenis katun yang nyaman untuk dipakai sehari-hari, dan bisa juga dengan kain sutra yang biasa dipakai untuk kegiatan formal. Jadi batik tersebut dibuat sesuai request customer.
Kegiatan membatik dimulai dari kelas VII A- J dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing terdiri dari 8 anak. Berikut akan dipaparkan secara detail mengenai bahan dan proses pembuatan batik Ecoprint.
Bahan / Materi membatik ecoprint: Kain 1 Set, Tro . Tawas, soda, kue, cuka, Kapur tohor, Tanin, Zat warna alam, symplokos, . Tunjung.
Proses Scoring : Siapkan 2 liter air, tambahkan tro 1sdm untuk kain 1 set. Rendam selama 30 menit sembari dikucek lalu bilas sampai bersih lanjut proses mordan.
Proses Mordanting;
Siapkan tawas 50 gr, soda kue 30 gr, cuka 75 ml dan 2,5 liter air rendam kain selama 24 jam. Kemudian rendam kain dalam larutan kapur tohor selama 10 menit . Kapur tohor 5 sdm larutkan dengan 5 liter air hangat.
Proses Pewarnaan, Kain utama direndam tannin 3 sdm larutkan dengan air hangat, rendam selama 8 jam. Kemudian lanjut masuk kepewarna alam rendam selama 8 – 24 jam. Pembuatan zat warna alam 500gr ZWA tambahkan 5 liter air. Kemudian peras kain utama hingga tidak ada tetesan air, bentangkan kain utama tata dedaunan yang mau dipakai motif. Kain blanked di rendam kelarutan tunjung selama 5 menit . Tunjung 5 gr larutkan kedalam air 1,5 liter. Peras hingga tidak ada tetesan air. Lanjut proses ecoprint steam selama 2 jam, setelah proses steam kain diangin-anginkan selama 7 hari. Proses akhir dalam perjalanan ecoprint adalah setelah kain dicuci . Dengan proses ecoprint yang panjang ecoprint memiliki nilai jual yang tinggi. Diawali dari proses scoring , Mordanting, printing, oksidasi dan berakhir pada pencucian akhir. Workshop batik ecoprint memberikan pengalaman dan pengetahuan berharga untuk siswa-siswi kelas VII, antusias tersebut terpancar dari raut wajah bahagia dan penuh semangat. Peserta workshop Sabrina mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut cukup seru, bisa aktif, bisa lihat macam-macam daun yang dimanfaatkan untuk batik, pertama kalinya terjun langsung dalam pembuatan batik, interaksi antar teman menjadi lebih menarik, kreativitas terasah.
Kreativitas perlu diasah dengan kesungguhan, Batik merupakan budaya yang wajib dilestarikan, Edukasi ramah lingkungan giat dilaksanakan. Generasi muda tonggak peradaban yang tidak boleh diabaikan. Ecoprint memerlukan ketelatenan dan sentuhan seni dari seorang ecoprinter. ( Damai )