Sidoarjo, 11 Maret 2025 – Program Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) resmi diluncurkan di MAN Sidoarjo oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Akhmad Sruji Bahtiar. Peluncuran ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, di antaranya Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo, Mufi Imron Rosyadi, Kabid Urais Kanwil Kemenag Jatim, Munir, serta Kepala MAN Sidoarjo, Abd. Jalil. Kegiatan ini diikuti oleh sedikitnya 30 siswa-siswi MAN Sidoarjo dan diselenggarakan secara virtual melalui Zoom Meeting, yang juga dihadiri oleh Kantor Kemenag kabupaten/kota dan Madrasah Aliyah di seluruh Jawa Timur.

BRUS merupakan program dari Seksi Bimbingan Islam yang bertujuan untuk memberikan bekal hidup bagi remaja, antara lain dalam hal kecakapan hidup (life skills), penundaan usia perkawinan, serta pencegahan perkawinan anak. Program ini hadir sebagai respons terhadap fenomena sosial yang masih tinggi di Jawa Timur, yakni pernikahan dini.
Dalam laporan yang disampaikan oleh Kabid Urais Kanwil Kemenag Jatim, Munir, angka pernikahan dini di Jawa Timur masih cukup tinggi. Data dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya menunjukkan bahwa pada tahun 2024 tercatat ada 8.164 kasus pernikahan di bawah umur untuk perempuan dan 1.541 untuk laki-laki.

“BRUS datang sebagai jawaban untuk memberikan kampanye dan edukasi secara simultan dalam menghalau tingginya angka perceraian dini di Jawa Timur. Program ini bukan hanya sekedar untuk mencegah nikah dini, tetapi juga untuk membekali dan mengedukasi remaja tentang pentingnya mempersiapkan mental dan ilmu dalam menghadapi pernikahan, agar tercipta keluarga Indonesia yang sakinah, mawadah, warahmah,” ujar Munir dalam laporannya.
Dalam sambutannya, Kakanwil Kemenag Jatim, Akhmad Sruji Bahtiar, menekankan pentingnya persiapan mental sebelum memasuki pernikahan. “Pernikahan itu adalah perjalanan panjang yang mengarungi berbagai masalah hingga akhir hayat. Karena itu, mentalitas harus dipersiapkan dengan baik. Orang yang tidak memiliki ilmu tentang keluarga akan kesulitan menghadapi berbagai tantangan dalam berumah tangga,” ungkapnya.
Akhmad Sruji Bahtiar juga menyarankan bahwa mempersiapkan mentalitas tidak hanya perlu waktu, tetapi juga ilmu. “Mentalitas bisa dibangun jika kita memiliki ilmu yang cukup. Dalam berkeluarga, yang paling penting adalah bagaimana mencari solusi terbaik melalui musyawarah dan tabayun, karena merasa benar tidak selalu mendatangkan kebaikan. Kita harus selalu mencari jalan terbaik,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa persiapan untuk memasuki kehidupan berumah tangga harus dimulai dari sekarang. “Mentalitas yang baik bisa dibangun melalui ilmu, dan dengan ilmu kita dapat mempersiapkan diri menghadapi masa depan. Jika kita belajar dengan baik, mentalitas kita akan siap. Seperti dalam pendidikan, S1, S2, S3, kita mempersiapkan diri dengan bekal yang cukup,” tutupnya.
Program BRUS ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi remaja di Jawa Timur untuk mempersiapkan diri dengan matang sebelum memasuki jenjang pernikahan, sehingga dapat menciptakan keluarga yang harmonis dan berkualitas.

