Meningkatkan Mutu Pendidikan Karakter Melalui Kajian Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim di MTsN 1 Sidoarjo

Click to share!

Kabupaten Sidoarjo (MTsN 1) –  Penanaman karakter terhadap anak dimulai dari anak berusia dini. Hal ini tak luput dari peran serta orang tua dan guru. MTsN 1 Sidoarjo telah melakukan inovasi dalam meningkatkan mutu pendidikan karakter peserta didiknya melalui kajian kitab Ta’lim Muta’allim. Kajian ini berlangsung setelah pelaksanaan salat dhuha, pada pukul 06.30 WIB sampai pukul 07.00 WIB yang diajarkan langsung oleh Achmad Saifullah selaku kepala madrasah.

Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim adalah karya terbaik dari ulama tersohor, Imam Nawawi yang kemudian diterjemahkan oleh Muhammad Hasyim Asy’ari. Kitab ini mengkaji tentang pentingnya etika dalam menuntut ilmu dan cara mengamalkannya. Jauh sebelum isu pentingnya pendidikan karakter diagung-agungkan, Imam Nawawi telah menuliskan butiran-butiran nasehat yang sarat dengan nilai pendidikan karakter berlandasan keimanan dan ketaqwaan. Nasihat-nasihat beliau tak lekang oleh waktu dan tak tergerus oleh zaman. Bahkan, nilai-nilai yang diajarkan oleh beliau masih sangat relevan pada zaman society 5.0 ini.

Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuan, mengkaji, dan menginternalisasi serta mengimplementasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga akan terwujud dalam perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol yang dipraktikkan oleh semua warga madrasah dan masyarakat sekitar madrasah.

Dalam kajiannya Achmad Saifullah menjelaskan tiga hal yang termaktub didalam kitab tersebut yakni Pertama, hendaknya kita memberikan nama yang baik terhadap anak-anak kita kelak karena nama adalah perwujudan sebuah doa. Kedua, menghormati ibu yang telah memberikan ASI. Ketiga, memberikan pengajaran dan pendidikan tentang tata karma, akhlakul karimah yang sesuai dengan syariat islam. Pentingnya adab (akhlak) sebelum ilmu. Seorang anak harus tawadhu’ selain kepada Allah SWT. juga terhadap orang tua dan guru, berlaku andhap asor dan sopan santun.

“Kecerdasan seorang anak akan bernilai lebih dan bermakna jika didasari oleh kebaikan serta akhlakul karimah. Dan jadilah kalian sebagai orang yang tawadhu’ dalam mencari ilmu serta mengamalkannya. Oleh karena itu membentuk anak didik agar berkarakter tangguh bukan sekedar tugas tambahan bagi guru, melainkan tanggung jawab yang melekat pada perannya sebagai guru,” imbuhnya. (Senja)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *