Sidoarjo,17 April 2025 – Tolak ukur keberhasilan sebuah madrasah tak hanya diukur dari proses belajar mengajar, tetapi juga dari raihan prestasi yang berhasil ditorehkan oleh para siswa. Untuk itu, kepala madrasah memiliki peran penting dalam mendorong dan menciptakan iklim pendidikan yang mendukung lahirnya prestasi-prestasi tersebut.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, MAN Sidoarjo menggelar kegiatan Workshop Pengembangan SDM Guru dan Tenaga Kependidikan pada Kamis, 17 April 2025. Bertempat di Meeting Room MAN Sidoarjo, acara ini diikuti oleh seluruh guru dari berbagai mata pelajaran.

Workshop secara resmi dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo, Mufi Imron Rosyadi. Hadir pula sebagai narasumber, Pengawas Madrasah Imam Sa’duddin yang turut memberikan materi seputar penguatan implementasi Deep Learning di madrasah.
Dalam sambutannya, Mufi Imron Rosyadi menekankan pentingnya madrasah untuk terus mempertahankan inovasi dan prestasi yang telah diraih. Menurutnya, sistem penerimaan murid baru merupakan momen strategis untuk mendapatkan kader-kader terbaik. Oleh karena itu, madrasah harus mampu tampil sebagai pilihan utama bagi para orang tua dalam menentukan pendidikan anaknya.

“Workshop ini harus diikuti dengan semangat oleh seluruh guru. Ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan kompetensi para pendidik, agar mampu membawa madrasah menjadi lebih maju, bermutu, dan mendunia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mufi menjelaskan bahwa pendidikan di madrasah tidak boleh membatasi cakupan pemikiran siswa hanya pada skala nasional, melainkan harus mampu menanamkan wawasan global. Ia pun memperkenalkan tiga elemen utama dalam pendekatan Deep Learning, yakni Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning.
“Ketiga elemen ini bertujuan untuk membangun pengalaman belajar yang tidak hanya bermakna, tetapi juga mendalam dan menyenangkan. Dengan begitu, siswa mampu berpikir kritis dan menikmati proses belajarnya,” terangnya.
Ia juga menyoroti pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, guru dituntut untuk selalu berinovasi agar mampu menciptakan pola pembelajaran yang humanis dan menyenangkan, serta menjadikan pembelajaran yang dulu membosankan menjadi menyenangkan sehingga kehadiran guru akan selalu dinantikan oleh para siswa.
