Hari Kedua dan Ketiga
Kab. Sidoarjo (MTsN 1) – Pada acara pembinaan bpk/ibu guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sidoarjo, Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo, Drs. Mufi Imron Rosyadi M.EI. (9/3/2022) memberi dukungan terhadap Workshop Diseminasi Kurikulum Merdeka di MTsN 1 Sidoarjo. Beliau mengungkapkan bahwa langkah yang ditempuh merupakan kemajuan dalam dunia pendidikan, dimana dalam kondisi darurat atau seperti pandemi saat ini ilmu pengetahuan harus bisa diakses oleh peserta didik tanpa batasan ruang dan waktu. Kemandirian, kreativitas dan produk dalam realitas kehidupan di masyarakat perlu dikuasai oleh para peserta didik. Kurikulum Merdeka merupakan bagian dari upaya pemulihan pembelajaran (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi.
Dukungan diberikan kepada beberapa Madrasah yang hadir yaitu MTsN 1 Sidoarjo, MTsN 2 Sidoarjo, MTsN 3 Sidoarjo dan MTsN 4 Sidoarjo. Kemajuan perlu untuk digerakkan, fleksibelitas perlu untuk diikuti agar tidak mengalami ketertinggalan dalam ilmu pengetahuan dan sistem didalamnya. Semangat Bapak – Ibu guru Madrasah perlu untuk diapresiasi sebagai penggerak kurikulum merdeka.
Materi di hari ke-2 pembelajaran berdiferensiasi disampaikan oleh Ibu Suminingsih, S.Pd., M.MPd dari SMPN 1 Sedati. Dalam materinya beliau menjelaskan Pengertian pembelajaran berdiferensiasi, mengapa pembelajaran berdiferensiasi diperlukan, berikut teori yang mendasari. Bagaimana memetakan kebutuhan belajar murid yang berbeda. Berbagai strategi pembelajaran berdiferensiasi. Contoh- contoh praktik terbaik (best practices) pembelajaran berdiferensiasi dan berbagai kasus pembelajaran yang banyak ditemui dalam praktek pembelajaran sehari-hari di kelas / sekolah.
Asesmen Formatif dan Sumatif oleh Bapak Wawan Roesananto, S.Pd. dimana As ( sebagai) Asesmen sebagai refleksi pembelajaran. For ( Untuk ) Perbaikan proses pembelajaran dan Of ( terhadap ) Asesmen sebagai evaluasi pada akhir proses pembelajaran. Dijelaskan konsep asesmen formatif dan sumatif mengenai metode penilaian yang harus dilakukan oleh guru kepada murid.
Tepat pukul 10.40 – 12.30 dilanjutkan Bapak Wiwit Wihandoko, S.Pd.Gr. materi pembelajaran proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang dibagi 6 komponen yaitu Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, Berkebinekaan Global, Mandiri, Bernalar kritis, Kreatif, Bergotong royong. Bentuk proyek profil pelajar Pancasila dijelaskan secara lengkap dikemas cukup menarik. Mengenai panduan pembangan proyek penguatan profil pelajar Pancasila para peserta dibimbing secara berkelompok hingga memahaminya.
Pada hari ketiga 10 Maret 2022 materi disampaikan oleh Bapak Leli Alhapip, S.Pd., M.Eng. ( Tim kurikulum merdeka KEMENDIKBUDRISTEK) kurikulum merdeka, struktur dan prinsip pembelajaran. Mengenai materi ini dijelaskan tujuan pendidikan nasional dan tidak terlepas dari profil pelajar Pancasila , standar kompetensi lulusan dibedakan menjadi tiga yaitu standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan. Unsur yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu struktur kurikulum, capaian pembelajaran, prinsip pembelajaran dan asesmen. Serta berbagai perangkat ajar, buku teks pelajaran, contoh modul ajar mata pelajaran, contoh panduan projek profil pelajar Pancasila, contoh kurikulum satuan pendidikan sedangkan kurikulum operasional dikembangkan disatuan pendidikan masing-masing .
Modul ajar setiap mapel berdiferensiasi dan memiliki tema yang disesuaikan dengan materi dan profil pelajar Pancasila terdapat target peserta didik, model pembelajaran, tujuan pembelajaran, pemahaman bermakna, pertanyaan pemantik, persiapan pembelajaran, Kegiatan pembelajaran, Asesmen, pengayaan – remedial dan refleksi guru – peserta didik.
Kurikulum operasional sekolah dengan tujuan pendidikan nasional disesuaikan dengan profil pelajar Pancasila dan struktur kurikulum prinsip pembelajaran dan asesmen capaian pembelajaran. Setiap satuan pendidikan mengembangkan kurikulum operasional berdasarkan kerangka dan struktur kurikulum, sesuai karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan bersifat fleksibel / dinamis.
Penutupan workshop kurikulum merdeka ditutup oleh Bapak Kepala Madrasah Drs. Achmad Saifullah, M.Pd.I semoga ilmu yang didapatkan selama workshop bermanfaat dan dapat diaplikasikan untuk peserta didik secara maksimal dan tercipta pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia. ( Damai )